Pengalaman dan Ekspresi Yoga

Banyak orang berbicara tentang 'Kenalilah dirimu', tetapi itu hanyalah sebuah filsafat, sebuah teori. Jika bertanya pada diri sendiri, 'Siapa aku?' apa jawabanmu? Apa pun jawabannya, tidak akan diyakinkan olehnya dan seorang akan bertanya kepada guru, "Guru, apakah itu jawaban yang tepat?"

Teorinya adalah mengenal diri sendiri. Ini adalah konsep kuno spiritualitas: atma deepo bhava - Menjadi diri yang bercahaya.

Bagaimana menjadi diri yang bercahaya, bagaimana mengenal diri sendiri? Apakah mengenal diri sendiri melalui refleksi: Siapa saya? Apakah saya tubuh ini? Apakah saya indra? Apakah saya ini pikiran? Apakah saya ego ini? Apakah saya roh?

Refleksi semacam itu tidak mengarah pada kesimpulan atau solusi apa pun. Bahkan setelah dua puluh tahun merenungkan dan berpikir bahwa 'Aku adalah jiwa yang kekal', seorang masih terbatas pada pengalaman tubuh kasar dan bukan pada pengalaman jiwa kekal.

Filsafat itu, oleh karena itu, tidak cukup membantu karena hanya memungkinkan untuk berspekulasi dan tidak menyadari. Harus ada proses di mana mengalami sesuatu, dan setelah mengalaminya mengungkapkannya.
Mengalami, menyadari, mengetahui adalah salah satu aspek di mana seseorang menjadi terpenuhi dan setelah pemenuhan pribadi seseorang mengekspresikan, memberi, berbagi dan membantu orang lain mencapai pemenuhan yang sama dalam kehidupan mereka.
Kedua aspek ini harus berjalan bersama: pengalaman dan ekspresi.

Orang-orang salah paham tentang Yoga. Mereka percaya pengalaman adalah yang tertinggi dan ekspresi adalah perilaku normal masyarakat, kehidupan berumah tangga, kehidupan sosial atau kehidupan yang penuh tekanan.
Secara eksternal tidak ada yang berubah. Mereka hidup dalam masyarakat, keluarga mereka, lingkungan dan profesi mereka, tetapi secara internal mereka ingin mengalami Dhyana. Mereka hanya melihat pada aspek pengalaman dan orang-orang tidak pernah melihat pada aspek ekspresif, sehingga bahkan pencarian yang dimiliki orang dalam kehidupan spiritual hanyalah pencarian parsial: untuk mengalami sesuatu yang berbeda dengan kondisi atau keadaan normal mereka.

Yoga menyediakan proses mengalami melalui hatha yoga, raja yoga, kriya yoga. Hatha yoga untuk annamaya kosha, pranamaya kosha; Raja yoga untuk manomaya kosha, vijnanamaya kosha; dan Kriya yoga untuk anandamaya kosha.
Ini adalah tiga tahap dan ketika menggunakan kata 'yoga' kita tidak bermaksud yoga umum Yoga secara keseluruhan.

Urutan Hatha yoga, Raja yoga, yang mengarah ke Kriya yoga adalah aspek pengalaman. Aspek ekspresif adalah melayani, cinta, memberi.
Melayani adalah Karma yoga; Mencintai adalah Bhakti yoga, dan memberi adalah Jnana yoga.

Tanpa pemahaman, tanpa mengetahui seseorang tidak bisa membantu siapa pun, seseorang tidak bisa memberikan apa pun kepada siapa pun. Jnana, kebangkitan kesadaran, persepsi, pemahaman dan kebijaksanaan, mengarah pada sifat memberi dan berbagi. Bhakti mengarah pada penanaman perasaan murni cinta, persatuan dan kesatuan. Karma yoga adalah keharmonisan tindakan, apa yang di ungkapkan. Ketiga adalah yoga ekspresif, sedangkan tiga sebelumnya menjadi yoga yang mengalami.

Kombinasi dari dua aspek dan keenam yoga inilah yang melengkapi siklus pengalaman manusia dalam kehidupan ini. Dari perspektif ini yoga harus dipahami sebagai proses yang menuntun seseorang melalui pengalaman perubahan dan stabilitas positif dan memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan kreatif dan harmonis.